tangerangexpose.com – KOTA TANGERANG – Tingginya angka kasus penderita Tuberkulosis (TB) di Indonesia tentu menjadi perhatian serius bagi para pemangku kebijakan. Pasalnya, pada tahun 2023 Indonesia masih merupakan negara dengan penyumbang angka TB terbesar kedua setelah India yang diikuti dengan negara Cina, yaitu dengan angka 1.060.000 kasus TB.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Kota Tangerang, dr. Amir Ali mengatakan penanganan kasus TB sering kali terkendala karena pencatatan dan pelaporan yang belum maksimal.
“Diperkirakan jumlah pasien TB yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 48%, artinya masih ada 52% kasus TB yang belum ditemukan atau sudah ditemukan tetapi belum dilaporkan,” ujarnya saat menghadiri giat Pertemuan Dukungan Pasien TB-RO RSUD Kota Tangerang dalam rangka Peringatan Hari TB Sedunia, Kamis (28/03/2024).
Dalam sambutannya mewakili Direktur RSUD Kota Tangerang, dr. Amir menyampaikan sangat menyambut baik kegiatan positif tersebut, karena menurutnya kasus TB masih menjadi salah satu issue strategis nasional.
“Di RSUD Kota Tangerang sendiri jumlah kasus TB yang ditemukan pada tahun 2022 sebanyak 867 kasus dengan TB-SO 853 kasus, dan TB-RO 14 kasus. Sedangkan di tahun 2023 jumlah kasus menurun menjadi 853 dengan TB-SO sebanyak 819 kasus dan TB-RO 34 kasus,” ungkap dr. Amir.
Dari tahun 2022 hingga tahun 2023, lanjut dr. Amir, jumlah kasus pengobatan pasien TB di Kota Tangerang meningkat, dari angka awal 502 pasien menjadi 895 pasien TB-SO.
“Karena itulah, dibutuhkan komitmen bersama untuk pencegahan, penemuan, maupun pendampingan TB baik dari pemberi maupun penerima layanan kesehatan,” tukasnya.
Menurutnya, dengan melakukan salah satu langkah sederhana yaitu edukasi aktif melalui promosi kesehatan inilah diharapkan dapat meminimalisir stigma sosial terkait TB.
Dengan edukasi juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait gejala, pilihan pengobatan yang tersedia, serta motivasi untuk berobat sampai sembuh.
“Semoga kita dapat berkontribusi dan terus berkolaborasi sehingga tema global “Yes We Can End TB” benar-benar tercapai menuju eliminasi TBC Tahun 2030. Dan semoga pertemuan ini memberikan dampak positif bagi penemuan TB di Indonesia dan di Kota Tangerang khususnya,” harapnya.
Sementara itu, dr. Hesti Setiastuti selaku dokter Spesialis Paru RSUD Kota Tangerang menyampaikan, selain edukasi aktif yang disampaikan pada giat kali ini, pihaknya juga membagikan bingkisan Hari Raya untuk semua pasien TB-RO RSUD Kota Tangerang.
“Sudah menjadi tradisi bagi kami untuk memberikan bingkisan Hari Raya bagi pasien TB-RO sejak 2016. Bingkisan ini harganya memang tidak terlalu besar, tapi ini sebagai bentuk kasih sayang kami kepada para pasien pejuang TB,” ucapnya dihadapan para pasien TB-RO RSUD Kota Tangerang.
dr. Hesti mengatakan dirinya selalu menyampaikan pesan penting kepada para pasien TB, bahwa pasien TB-RO yang mau diobati adalah pejuang untuk Indonesia Bebas TB.
“Karena semua pasien yang mau diobati, dia tidak hanya mengobati dirinya sendiri tapi dia juga mengobati orang lain. Bahkan mencegah orang lain ketularan,” ucapnya.
Karena dikatakannya, bahwa 1 pasien TB dapat menularkan minimal 20-60 orang lain. Jadi, jika 1 pasien TB diobati sampai sembuh, maka dia mencegah penularan TB kepada 20-60 orang lain.
“Karena itu saya selalu mengatakan bahwa pasien adalah pejuang End TB sebenarnya. Indonesia tidak akan mencapai eliminasi TB 2030 tanpa pasien yang tidak mau diobati,” pungkasnya. /***