Tangerang Expose Situs Berita Nomor 1 Ditangerang
Related Articles
tangerangexpose.com – KOTA TANGERANG – Pelatihan berbasis vokasi merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja.
Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Ketenagakerjaan membentuk Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Industri Daerah (FKLPID) dan Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) sebagai salah satu strategi dalam mengurangi pengangguran terutama untuk pengangguran tingkat SMK.
“Diharapkan Tim/Forum yang baru saja dibentuk pada akhir tahun 2023 ini, bisa menjadi salah satu Langkah nyata dalam menjembatan kebutuhan industri dengan penyaluran tenaga kerja yang tepat dan baik, ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Ujang Hendra.
Dikatakan Ujang, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam pelatihan berbasis vokasi tersebut agar tim/forum dapat berkolaborasi.
“Strategi pertama yakni kurikulum yang relevan. Tentunya kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan pasar kerja saat ini. Melibatkan pemangku kepentingan dari dunia industri dalam merancang kurikulum dapat memastikan keterampilan yang diajarkan sesuai dengan tuntutan pasar,” terang Ujang.
Kedua, Pembelajaran Berbasis Proyek. Dengan memberikan proyek nyata atau simulasi yang meniru situasi kerja sebenarnya, memungkinkan siswa untuk mempraktikkan keterampilan yang telah dipelajari dalam lingkungan yang terkontrol.
Lanjut Ujang, strategi ketiga yakni Kemitraan dengan Industri. Dalam strategi ini melibatkan perusahaan atau industri terkait dalam proses pembelajaran, seperti magang, kunjungan industri, atau pengajaran oleh praktisi industri.
“Hal ini membantu siswa untuk memahami kebutuhan dan tuntutan dunia kerja secara langsung,” ucapnya.
Selanjutnya, Fokus pada Keterampilan Praktis. Dimana Pelatihan Keterampilan Praktis ini memfokuskan pada pengembangan keterampilan yang dibutuhkan secara langsung dalam pekerjaan tertentu, seperti keterampilan teknis, keterampilan komunikasi, dan pemecahan masalah.
“Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran juga menjadi salah satu strategi dalam pelatihan berbasis vokasi ini. Dengan pemanfaatan Teknologi, dapat mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran untuk meningkatkan aksesibilitas, seperti penggunaan simulasi, e-learning, atau platform pembelajaran digital yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri,” katanya.
Kemudian ada Evaluasi Berkelanjutan, dimana tim/forum harus melakukan evaluasi secara terus-menerus untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan sesuai dengan perkembangan terbaru dalam industri.
“Feedback dari pemangku kepentingan dan alumni juga penting untuk meningkatkan kualitas program,” ujarnya.
Strategi ketujuh, tambah Ujang, yakni Pembimbingan Karir. Pada
Pembimbingan Karir dapat memberikan bimbingan karir kepada siswa, membantu mereka memahami prospek pekerjaan, mempersiapkan diri untuk wawancara kerja, dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam dunia kerja.
Kedelapan, yakni Penekanan pada Kewirausahaan. Melalui Pendidikan Kewirausahaan tentunya mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan pemikiran inovatif, mempersiapkan mereka untuk menjadi pengusaha atau berkontribusi dalam mengembangkan bisnis.
“Pengembangan Soft Skills juga diperlukan dalam strategi ini. Karena nanti akan fokus pada pengembangan soft skills seperti keterampilan komunikasi, kerjasama tim, kepemimpinan, dan adaptabilitas yang penting dalam lingkungan kerja yang dinamis,” ucapnya.
Terakhir yakni Monitoring dan Evaluasi Hasil. Ujang menjelaskan Monitoring dan Evaluasi itu agar Tim/Forum dapat melakukan pemantauan terhadap pencapaian siswa serta efektivitas program secara keseluruhan untuk memastikan tujuan dari pelatihan vokasi tercapai.
“Strategi-strategi ini tentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal, jenis industri, dan tingkat pendidikan peserta untuk menciptakan program pelatihan vokasi yang efektif dan relevan dengan dunia kerja saat ini,” pungkasnya. /****
